Pages

Bank Mega Syariah Cabang Semarang

Persahabatan Yang Membuat Kami Lebih Kuat dan Selalu Berada Didepan

Rapat Dinas Kenaikan Kelas

Kekompakan dan Kebersamaan Menjadikan Sebuah Kekuatan Yang Luar Biasa

Lomba Nasyid Rohis Unisbank Semarang

Alhamdulillah Tim Nasyid SMA Negeri 6 Semarang Juara 1 Tingkat Jawa Tengah dan DIY

Pembelajaran Moving Class

Menciptakan Proses Pembelajaran TIK Yang Berbasis Kolaboratif dan Konstruktivisme

Tour Wisata Ketep - Yogyakarta 2012

Bersama Siswa Saat Liburan Kenaikan Kelas Tahun Pelajaran 2011/2012

Semangat Bekerja dan Berkarya

Alhamdulillah Mendapat Beasiswa S2 Kepengawasan Sekolah dari Kemendikbud

Senin, 18 Maret 2013

Kota Mekkah Adalah Pusat Bumi


Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekkah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di teliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut. Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekkah, tepatnya berasal dari Ka’bah.
Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berujung), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekkah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itulah ketika kita mengelilingi Ka’bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka’bah) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.
Rasulullah SAW bersabda :
“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam”.
Radiasi dari Ka'bah ini tak dapat diketahui tanpa pesawat antariksa abad 20, membuktikan jika Qur'an ialah berasal dari ALLAH & bukti Qur'an mukjizat sepanjang masa. Karena banyak ayat yang baru dapat dibuktikan oleh peralatan terakhir dan zaman terakhir.
Bukti-Bukti Mekkah Pusat Bumi
[ Bukti 1 ]
Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut :
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya…” (asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul Qura’ berarti ibu bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Mekkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber keturunan, maka Mekkah juga merupakan sumber kepada semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini.
[ Bukti 2 ]
Ada beberapa ayat dan hadis nabawi yang memperkuatkan fakta ini. Allah berfirman maksud-nya :
“Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembusi (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusinya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan). (Ar-Rahman : 33).
Berdasarkan ayat ini dan beberapa hadist dapat difahamkan bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Mekkah berada di tengah-tengah bumi, dengan itu berarti bahwa Mekkah juga berada di tengah-tengah lapisan langit.
[ Bukti 3 ]
Selain itu ada hadist yang menerangkan bahawa Masjidil Haram di Mekkah, tempat Ka’bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan yang membentuk bumi.
Nabi SAW bersabda maksudnya :
"Wahai orang-orang Mekkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kamu berada di bawah pertengahan langit".
[ Bukti 4 ]
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Mekkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu dia meneliti posisi 7 benua terhadap Mekkah dan jarak masing-masing. Setelah 2 tahun membuat kajian yg kompleks itu dengan program-program komputer untuk menentukan jarak yang tepat dan lain-lain. Dia merasa kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Mekkah merupakan pusat bumi.
Dia mengumpamakan seperti 1 lingkaran dan Mekkah ialah titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Ogos 1978).
[ Bukti 5 ]
Gambar-gambar satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, memberikan hasil yang sama ketika kajian lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
[ Bukti 6 ]
Telah ada teori ilmiah yg sahih bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat kearah itu seolah-olah menunjuk ke Mekkah.
Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ?. Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak didalamnya (QS. An-Nisaa' : 82).

Sabtu, 16 Februari 2013

Satu Jam Menuju Kebaikan

Suatu hari seorang anak kecil datang kepada ayahnya dan bertanya :
” Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita…? “
Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata :
” Tidak, nak… “
Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi…
” Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun…?”
Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya.
” Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan…?”
Ayahnya tertawa…
” Mungkin tidak bisa juga, nak…”
” OK ayah, ini yang terakhir kali…
Apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja…?”
Akhirnya ayahnya mengangguk.
“Kemungkinan besar, bisa nak…”
Anak ini tersenyum lega…
” Jika demikian, aku akan hidup benar dari jam ke jam, ayah…
Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar… “
Pernyataan ini mengandung kebenaran sejati…
Marilah kita hidup dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan cara kita menjalani hidup ini…
Dari latihan yang paling kecil dan sederhana sekalipun…
Akan menjadikan kita terbiasa…
Dan apa yang sudah biasa kita lakukan akan menjadi sifat…
Dan sifat akan berubah jadi karakter…
HIDUPLAH 1 JAM TANPA : Tanpa kemarahan,
Tanpa hati yang jahat,
Tanpa pikiran negatif,
Tanpa menjelekkan orang,
Tanpa keserakahan,
Tanpa pemborosan,
Tanpa kesombongan,
Tanpa kebohongan,
Tanpa kepalsuan…
Lalu ulangi lagi untuk 1 jam berikutnya…
HIDUPLAH 1 JAM DENGAN :
Dengan kasih sayang kpd sesama…
Dengan damai,
Dengan kesabaran,
Dengan kelemah lembutan,
Dengan kemurahan hati,
Dengan kerendahan hati..
Dengan ketulusan..
Dan Mulailah dari Jam ini…

Kamis, 14 Februari 2013

Mengajar Dengan Hati

Entah mengapa ketika saya menyampaikan kata-kata ini, ada seorang teman yang justru memberikan canda. Apa mungkin dengan hati kita dapat mengajar…bukannya mengajar itu harus dengan mulut, mata dan telinga…logika ini secara eksplisit memang benar…tanpa adanya mulut, mata dan telinga seorang guru tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran, apakah dengan diam guru dapat menyampaikan materi pembelajaran ataukah tanpa melihat guru dapat mengetahui bagaimana siswa dapat menerima apa yang disampaikan ataukah tanpa pendengaran guru tidak mungkin dapat mengetahui apa yang akan disampaikan oleh siswanya.
Semua alasan yang disampaikan diatas terasa kurang bermakna apabila kita sebagai seorang pendidik tidak melibatkan hati dalam proses menyampaian materi ajar kepada siswa. Artinya, apabila hati penuh dengan ketulusan dan kesungguhan maka akal pikiran kita akan dapat berpikir secara logis dan kalau kita sebagai pendidik sudah bisa berpikir secara logis maka seorang pendidik akan mampu memadukan antara ucapan dan perbuatan sesuai dengan kata hatinya.
Perpaduan ini akan menghasilkan keteladanan dari seorang guru, dalam banyak penelitian yang dilakukan menyebutkan bahwa apa yang dicontoh murid dari gurunya adalah keteladanan. Inilah yang terkadang dilupakan oleh seorang guru.
Jadi sebenarnya pendidikan karakter siswa itu dapat dibentuk dengan model keteladanan seperti ini…sebaik apapun perangkat pembelajaran yang telah disiapkan guru akan sia-sia manakala guru tidak mengajar dengan ketulusan hati dan jauh dari keteladanan sebagai seorang guru.
Banyak diantara kita yang lebih berkutat pada perbaikan kurikulum untuk mendapatkan hasil pendidikan yang lebih baik tetapi terkadang kita melupakan aspek utama yang perlu adanya perbaikan, yaitu sudahkah seorang guru mengajar dengan penuh ketulusan dan keiklasan.
Sambil ditemani secangkir white kopi…kamis malam tanggal 14 Februari 2013 pukul 20.15… akhirnya saya merenung sejenak betapa pentingnya hati sebagai instrumen dalam pengajaran.
Manusia hidup didunia telah dikaruniai oleh Allah SWT 3 (tiga) instrumen hidup yang dapat digunakan untuk mengabdikan diri kepada Sang Pencipta-Nya, yaitu hati, mata dan telinga sebagaimana di terangkan dalam QS. Al-A’raf : 179 yang artinya :
“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,  mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai “.
Secara fitrah manusia… hati, mata dan telinga merupakan suatu harmoni yang indah manakala ketiganya terpadu menjadi satu menjadi sebuah kekuatan dalam proses pembelajaran…masih banyak diantara kita sebagai seorang pengajar hanya memanfaatkan mata dan telinga saja dalam proses pembelajaran…jangan sampai hati kita dimintai pertanggungjawaban oleh Allah manakala kita tidak kita pergunakan sesuai dengan fitrahnya.
Seorang guru yang baik ketika masuk ruang kelas mesti dengan hati. Dengan energi dan vibrasi cinta pada anak-anak. Mengajar tanpa hati akan terasa hambar. Anak-anak pun tidak akan mendengarkan dengan hati. Kita semua pasti punya pengalaman, guru-guru yang mengajar dengan hati pasti kesannya akan lebih mendalam sekalipun telah berlalu puluhan tahun.
Oleh karena itu pandai-pandailah mengatur dan menjaga hati. Ketika dari rumah atau di jalanan muncul rasa kesal, misalnya, maka ketika kaki menginjak halaman sekolah mesti mampu menata hati agar rasa kesal itu tidak terbawa masuk ruangan kelas. Mengajar dengan hati kesal pengaruhnya akan dirasakan langsung oleh anak-anak dan teman-teman sejawat. Pengaruhnya akan terlihat pada raut mukanya, pada tutur katanya dan pada perilakunya yang ujungnya proses dan suasana pembelajaran tidak efektif.
Mari bersama-sama tata dan kelola hati kita menjadi sebuah kekuatan yang amat dahsyat dalam mengantarkan anak didik menjadi generasi yang tangguh dalam intelektual, emosional dan spiritual. Jangan sampai mengajar dengan hati menjadi sebuah joke yang berarti mengajar dengan harta dan properti (hati)…dalam artian seorang guru mengajar hanya berorientasi pada uang dan materi semata…

Rabu, 30 Januari 2013

Kenaikan Pangkat Guru Tahun 2013

Mulai tahun 2013 kenaikan pangkat guru berpedoman pada Permen Menpan Nomor 16 Tahun 2009 tentang angka kredit jabatan dan peraturan bersama Mendiknas dan Kepala Kepegawaian Negara Nomor 3/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.
Dengan diberlakukannya aturan baru ini maka aturan terdahulu tentang angka kredit tidak berlaku lagi. Aturan ini mulai berlaku 1 Januari 2013. Tugas guru yang makin berat telah menyongsong di depan.
Dalam aturan baru, banyak kewajiban yang harus dipenuhi dan diantaranya ada empat unsur utama yang mesti diperhatikan :

Pertama pendidikan,
Kedua pembelajaran,
Ketiga pengembangan profesionalisme berkelanjutan dan
Keempat unsur penunjang.

Unsur pertama yang menjadi penilaian menyangkut ijazah dan diklat, unsur kedua menyangkut tugas-tugas pokok guru di depan kelas dan tugas lain yang relevan dengan tugas sekolah, unsur ketiga menyangkut pelaksanaan pengembangan diri, melaksanakan publikasi ilmiah (karya ilmiah) dan melaksanakan karya inovatif sementara unsur keempat menyangkut pelaksanaan kegiatan yang mendukung tugas guru dan menyangkut gelar ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya.

Bila merujuk pada aturan baru dalam kenaikan pangkat tersebut  bisa disimpulkan bahwa guru yang baru diangkat diwajibkan melakukan pengembangan profesi tergantung pangkat atau golongannya. Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana diatur dalam peraturan baru ini, tidak lain bertujuan untuk meningkatkan dan memantapkan profesionalisme guru serta meningkatkan citra, harkat dan martabat dan kebanggan kepada penyandang profesi guru.
Termasukl memberikan motifasi kepada guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tupoksinya sebagai tenaga professional.

Berikut Kutipan sebagai isi Juklak Syarat kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional Guru yang baru
1.  III/a ke III/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit.
2.  III/b ke III/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 4 angka kredit.
3.  III/c ke III/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 6 angka kredit.
4.  III/d ke IV/a wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 8 angka kredit.
5.  IV/a ke IV/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit.
6.  IV/b ke IV/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit (dan harus presentasi di depan tim penilai).
7.  IV/c ke IV/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah dengan 14 angka kredit.
8.  IV/d ke IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 20 angka kredit.

Minggu, 27 Januari 2013

7 Keajaiban Rezeki dan Percepatan Rezeki


Dua buku yg merupakan buku megabestseller karya Ippho Santosa ini benar2 menginspirasi banyak orang termasuk saya. Terbukti buku ini menduduki posisi pertama sebagai buku terlaris hampir di seluruh toko buku Gramedia di seluruh Indonesia.  Testimoni dari para pembaca yg telah mempraktekkan isi buku tsb pun tak kalah dahsyatnya. Buku yg sangat ‘nganan’ (otak kanan.red) ini patut utk segera dipraktekkan para pembacanya. Walaupun saya akui,action saya belum se-dahsyat orang-orang yg testimonialnya tertera di halaman depan maupun di halaman belakang buku ini. Tapi saya sudah merasakan perubahan sedikit demi sedikit dalam kehidupan saya. Ya.. klo action nya dikit2 ya.. perubahannya jg dikit2..Namun tak akan pernah ada perubahan jika bukan kita sendiri yg mengubahnya, dengan apa? ya dg  ’action’ kita. Saran saya, walaupun sedikit segeralah ‘action’ & lakukanlah secara berkesinambungan. Yakinlah! Keajaiban itu telah menantimu…
Berikut ini ulasan mengenai buku tersebut. Silakan menyimak :mrgreen:
Buku ini berisi tentang percepatan-percepatan utk meraih kesuksesan baik itu terkait keuangan, jodoh, kesehatan, atau apa pun. Nah, lingkar pengaruh itu dimulai dari lingkar diri ->keluarga->sesama->Pencipta. Yah kira2 begitulah tahapan2nya.
Resensi Buku ‘7 Keajaiban Rezeki’
 
Pendidikan konvensional yang serba menggunakan otak kiri mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi ternyata telah mendominasi kehidupan kita. Tak ayal orang-orang minoritas yg justru lebih dominan otak kanannya lebih sering dicap sinting. Pola pikir otak kanan yg cenderung kreatif, imajinatif, intuitif, impulsive (spontan), dan lateral (acak) tentu saja dianggap tidak sejalan dengan orang kebanyakan yang lebih cenderung analistik, realistis, logis, terencana, dan serba urut. Lalu muncul pertanyaan, mana yang lebih penting otak kanan atau otak kiri? Jawabannya, keduanya sama pentingnya. Kalau tidak, untuk apa Tuhan menciptakannya? Namun, ingatkah kita bahwa dalam ajaran agama kita dianjurkan untuk memulai segala hal baik dengan yang kanan?  Nah, buku ini mengajarkan bagaimana kita mengoptimalkan otak kanan dalam mencapai kesuksesan. Dalam pola pikir otak kanan semua serba mungkin. Jadi kalau kita merancang impian dengan otak kiri yah sulit. Paling impian yang dibuat hanya alakadarnya. Kalau mencari solusi pakai otak kiri, ya paling itu-itu saja jawabannya. Termasuk dalam bersedekah. Kalau pakai otak kiri, pasti segitu-gitu aja jumlahnya. Sebagai contoh, ibadah cara kiri : dapat nikmat dulu, baru bersyukur, dan baru berkhusnudzon. Kaya dulu, baru sedekah. Mapan dulu, baru menikah. Merasa berdosa dulu, baru sholat tobat, dan baru istighfar. Sepintas ini semua terlihat masuk akal. Namun, ternyata otak kanan dan agama justru mengajarkan kebalikannya.  Sedekah dulu, barulah rezeki bisa berlimpah. Menikah dulu, barulah rezeki bisa berlebih. Bersyukur, husnudzon, istighfar dan zikir itu mesti diamalkan kapanpun, dimana pun tanpa harus ada sebab-sebab khusus. Inilah yang disebut golongan kanan yang termasuk keajaiban #3 dalam buku ini. Koq langsung #3 aja? Yah, namanya juga resensi ala kanan ya tidak urut hehe.. Jadi, mulailah dengan yang kanan. Maksudnya, otak kanan dulu baru otak kiri. Intuisi dulu baru analisa. Blink dulu, baru think.
Selanjutnya, kita sering mendengar istilah LOA (Law of Attraction) dalam upaya meraih impian. Dalam teori LOA, pikiran kita-lah yang menarik segala sesuatu terjadi, termasuk menarik impian kita ke alam nyata. Nah, doa itu terkait dengan LOA. Gabungan antara adab doa dan hukum LOA membuat impian kita terwujud dalam waktu yang jauh lebih cepat. Yakinlah pada Allah Yang Maha Kuasa yang menggerakan LOA dan dirikita. Namun, keridhaan Yang Maha Kuasa itu tidak terlepas dari keridhaan orang tua. Dalam buku ini, terdapat istilah sepasang bidadari yang akan membantu kita dalam mempercepat terwujudnya impian. Sepasang bidadari merupakan keajaiban #2.  Siapakah sepasang bidadari itu? Bidadari yang pertama adalah orangtua. Begitu doa orangtua Anda selaras dengan doa kita berarti doa kita menjadi lebih ‘melangit’. Dan jika imipian orangtua kitaselaras dengan impian kita maka impian kita akan lebih ‘bersayap’. Dan berarti impian kita akan lebih cepat terwujud. Lalu siapakah bidadari yang kedua? Bidadari yang kedua adalah pasangan kita. Itu sebabnya mengapa menikah memiliki korelasi positif dengan rezeki.  Setelah keduanya selaras, bayangkan hal tersebut benar-benar terjadi. Tetapkan impian itu dan perjelas semuanya. Yakinlah bahwa impian itu akan segera terwujud atas izin-Nya dan pantaskan diri. Pantaskan ilmunya, pantaskan amalnya!  Terkait dengan amal, coba Anda tengok keajaiban #5 dalam buku ini yang dikenal dengan perisai langit. Agama mengajarkan supaya kita sehat maka berpuasalah, shalat tahajjud, dan bersedekahlah. Ya sekilas memang tidak masuk akal, maksudnya akal kiri loh! Belum lagi ajaran supaya rezeki bertambah. Perintahnya adalah perbanyak sedekah, shalat dhuha, shalat tahajjud, istighfar, dzikir, tawakkal, syukur, menikah, berhaji, berumrah, memperbaiki ibadah. Bukankah sedekah itu mengurangi rezeki? Bukankah shalat dhuha mengurangi waktu produktif? Bukankah shalat tahajjud mengurangi waktu tidur dan bisa menyebabkan sakit? Begitulah prasangka orang kiri. Jadi, betapa kanannya sebuah keyakinan! Betapa kanannya sebuah agama! Yang tidak bisa dipahami hanya dengan otak kiri. Terkait dengan sedekah sebenarnya berapapun yang Anda sedekahkan pasti dibalas dan dilipatgandakan oleh-Nya. Tidak jadi soal ikhlas atau tidak. Buktinya banyak yang hartawan yang dermawan menjadi semakin kaya padahal mereka atheis. Hampir tidak ada istilah ikhlas dalam kamus mereka. Inilah yang dinamakan hukum kausalitas dari-Nya dan Janji yang tertulis dari-Nya. Maksud balasan disini adalah balasan jangka pendek (dunia) loh ya.. Tentu saja sebagai orang beriman, ikhlas membuat kita memperoleh nilai tambah berupa balasan jangka panjang (akhirat) yaitu ridha, pahala, dan surga dari-Nya. Selain dari balasan jangka pendek yang juga kita dapatkan di dunia berupa materi (keuangan), kesehatan, keselamatan, dan kemudahan urusan. Jadi, sedekah dulu atau ikhlas dulu? Ikhlas by doing aja ya!
Masuk ke keajaiban ke #4 yaitu simpul perdagangan . Inilah cara yang paling masuk akal untuk mendapatkan kekayaan. Mengapa? Karena kita tidak mungkin menjadi raja seperti Nabi Sulaiman atau menjadi menteri seperti Nabi Yusuf. Nabi Muhammad dan isterinya serta para sahabat kaya dengan menjadi pedagang. Bahkan sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surge ternyata hampir semuanya pedagang. Hanya yang tak habis pikir masih saja ada orang yang bertanya, “Kalau semua jadi pengusaha ntar siapa yang jadi karyawannya?” Yah, kalau semua orang Indonesia jadi pengusaha kan kita bisa impor TKW (Tenaga Kerja Washington) atau TKI (Tenaga Kerja Inggris) hehe..  Nabi Muhammad mampu memberikan teladan untuk seluruh sisi kehidupan. Sebagai panglima perang, kepala Negara, kepala rumah tangga, pendakwah, maupun pedagang, ia menerapkan metode duplikasi, yaitu memilih cara-cara yang sangat alami, manusiawi, bisa diteladani dan diteruskan. Sebagai contoh, demi menjadi panglima perang yang berhasil, beliau berlatih, bersiasat, dan berjuang. Bukan mengandalkan mukjizat khas nabi, misalnya menghidupkan orang mati. Atau demi menjadi pendakwah yang berhasil, beliau mengadakan percakapan dengan umatnya. Bukan mengadalkan mukjizat khas nabi seperti membelah lautan, dsb. Maka ketika menjadi pedagang yang berhasil pun, beliau menjaga amanah, menjaga mutu, dan tepat janji tanpa mengandalkan mukjizat khas nabi. Merujuk pada Islam, ternyata Islam sangat serius menganjurkan penganutnya untuk kaya. Hal ini terbukti dari ayat-ayat, hadis-hadis, dan dicontohkan langsung melalui Nabi. Tidak ada satu pun ayat dan hadis yang menganjurkan untuk miskin. Jelas, karena dengan kekayaan kita akan lebih mudah dalam beribadah seperti berdakwah, meningkatkan bargaining position umat, membangun saran umat, menegakkan ekonomi syariah, menuntut ilmu, menafkahi keluarga, haji dan umrah, serta zakat dan sedekah. Begitu pula sebaliknya, kefakiran akan mendekatkan diri pada kekufuran. 
Perhatikan rangkaian ayat dalam QS Al-Najm [53]: 43-45, dan 48:
43. … Dialah yg menjadikan org tertawa dan MENANGIS;
44. … Dialah yg mematikan dan meng-HIDUP-kan;
45. … Dialah yg menciptakan …  laki-laki dan PEREMPUAN;
48. … Dialah yg memberi kekayaan dan (………) <— isi titik2 berikut ini.
Pasti banyak dari kita yg mengira bahwa jawabannya adalah kemiskinan. Tetapi ternyata tidak! Jawaban sesungguhnya adalah KECUKUPAN. Jadi jelas, bahwa Dia tidak pernah memberikan kemiskinan. Jadi tak perlu diperdebatkan lagi. Kekayaan bukanlah mudharat asalkan kita mampu mempertanggungjawabkan dari mana kekayaan tersebut, ke mana kekayaan tersebut, dan tetap bersikap rendah hati, sederhana, dan dermawan.
Kemudian kita coba telaah keajaiban #6 yaitu pembeda abadi. Pada hakikatnya setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan. Namun, jika kita diminta untuk memilih salah satu apakah meningkatkan kekuatan atau memperbaiki kelemahan? Maka meningkatkan kekuatan adalah pilihan yang tepat. Dengan memahami kekuatan utama, seseorang dapat menjadi seorang pemenang dan menjadi orang di atas rata-rata dengan lebih cepat. Atau dalam intilah perusahann inilah yang dinamakan core competence (kompetensi inti). Sebagai contoh begini, dalam suatu event, Once vokalis Dewa membawakan sebuah lagu dengan suara dan aksi panggungnya yang mencengangkan dan membuat hampir semua penonton terpesona. Yah jelaslah wong kekuatan utamanya Once adalah menyanyi. Namun, lain cerita jika Once disuruh melawak atau sulap. Bisa-bisa penonton hanya diam atau ngedumel karena apa yang ditontonnya sama sekali tidak menghibur. Lalu, bagaimana kita bisa mengetahui kekuatan utama kita, yang menjadi pembeda abadi kita? Tanya pada diri kita sendiri, apa yang paling kita minati dan paling kita kuasai? Dan apakah sesuatu yang kita minati dan kuasai itu menghasilkan dan membahagiakan? Serta apakah sesuai dengan persepsi publik terhadap kita? Nah, jika semua pertanyaan tersebut dapat dijawab maka berarti kita telah menemukan pembeda abadi atas diri kita. Setiap orang dilahirkan dengan keunikan sendiri-sendiri. Dan setiap orang tentu memiliki cara tersendiri untuk meraih kemenangan dengan lebih cepat. Bisa jadi cara tersebut hanya berlaku pada dirinya, persis seperti sidik jari. Tak ada yang sama. Nah, inilah keajaiban #1 yang disebut dengan sidik jari kemenangan.
Terakhir, kita coba bahas kejaiban #7 yang disebut pelangi ikhtiar. Dalam pelangi ikhtiar dikenal ada 7 bias yaitu impian, tindakan, kecepatan, keyakinan, pembelajaran, kepercayaan, dan keikhlasan. Kesemuanya merupakan kebiasaan-kebiasaan dari para pemenang. Dalam bias #1 yaitu impian, orang kanan yang imajinatif cenderung optimis dan berani memiliki impian yang besar. Istilah kerennya ‘nothing is impossible! Impossible is nothing!’ Dan ternyata agama pun mengajarkan demikian. Karena bagi Tuhan Yang Maha Kuasa tidak ada yang tidak mungkin. Semua serba mungkin. Lalu, masihkah kita berpikir kalau mendapatkan ini dan itu mustahil? Oleh sebab itu milikilah impian yang besar karena tanpa impian tidak akan ada yang namanya visi. Padahal itulah syarat utama untuk menjadi orang di atas rata-rata alias pemenang. Tahu apa yang dituju. Kemudian bias #2 yaitu action (tindakan). Sebenarnya untuk menjadi pemenang syarat utamanya hanya dua yaitu DNA aliasDream N Action. Kalau otak kiri senengnya menimbang-nimbang, sedangkan otak kanan senengnya spontan dan action oriented. Jadi kalau nungguin otak kiri, lamaaaa… hehe.. Walaupun tidak ada yang salah dengan menimbang-nimbang. Cuma ya menimbang-nimbangnya sekadarnya saja. Jangan sampai pertimbangan atau perhitungan kita berlebihan. Karena hal tersebut cuma akan memicu ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan, membuat kita melakukan pembenaran-pembenaran atas kelemahan kita, serta membuang waktu. Lalu, masuk pembahasan bias #3 atau kecepatan. Sebelumnya kita tengok sejarah dimana Daud (David) mampu menaklukkan Jalut (Goliath) hanya dengan kecepatan. Bahkan diriwayatkan, Nabi Muhammad berjalan dengan sangat cepat hampir-hampir menyerupai orang yang menuruni bukit. Jadi, action cuma tinggal action, tanpa kecepatan! Bias #4 yaitu keyakinan. Tahukah kita bahwa mata uang termahal adalah keyakinan. Hampir semuanya bisa dibeli dengan keyakinan. Bahkan hampir sia-sia bila doa tidak diiringi dengan keyakinan. Memang siapa sih yang menyuruh kita jadi pemenang? Tuhan kan? Oleh sebab itu yakinlah pasti Dia akan bertanggung jawab dan memampukan kita dengan pertolongan-Nya. Tinggal kita –nya yakin atau tidak? Kemudian dalam kamus pemenang tidak ada yang namanya kegagalan. Yang ada hanyalah pembelajaran. Tanpa pembelajaran, perubahan nasib akan menjadi lamban. Jadi, apapun yang telah terjadi jangan disesali karena pasti ada pemebelajaran disana. Nah inilah bias #5 yaitu pembelajaran.  Kemudian bias #6 yaitu kepercayaan. Kepercayaan lahir dari sebuah integritas yang dimiliki seseorang. Dan integritas adalah sebuah faktor pengali  dalam menuju kesuksesan. Jadi, jangan sampai kita tidak memiliki integritas dimana orang sudah tidak percaya lagi kepada kita. Hal ini akan membuat kita amat sulit untuk bisa meraih sesuatu sehebat apapun kita! Dan yang terakhir, yaitu keikhlasan (bias #7). Dimana keihlasan juga merupakan faktor pengali. Maukah kita jika apa yang sudah kita lakukan terkait bias #1 sampai dengan bias #6 terhitung ibadah? Nah jika mau, tutuplah semua itu dengan keikhlasan. Karena keikslasanlah yang membuat sesuatu itu terhitung ibadah atau tidak. Ibaratnya, jika anda memiliki keikhlasan yang kita beri angka 1 maka amalan kita sebanyak 700 amalan (1 keihlasan x 700 amalan) nilainya akan besar. Namun, jika kita tidak memberikan keikhlasan di dalamnya (0 keihlasan x 700 amalan) nilainya nol besar! Dan inilah penyempurna dari pelangi ikhtiar.

Sumber : http://definda.wordpress.com/2011/05/20/7-keajaiban-rezeki-percepatan-rezeki